Rabu, 20 Agustus 2008

action slash

slash melodis

atria Claproth (JaqueMate)

Rama_03Gitaris satu ini memang maniak blues. Belajar gitar dari salah satu gitaris legendaris, Alpha de Fretes yang kini menjadi mertuanya setelah ia menikahi putri tunggalnya, Armanda de Fretes. Ia memperoleh gitar pertamanya yaitu Gibson SG 1961 seperti yang digunakan oleh Angus Young (AC/DC) dan Brian May (Queen). Stevie Ray Vaughan adalah idolanya disamping Jimi Hendrix dan juga Eric Clapton. Malahan, rata-rata gitar yang dimiliki olehnya adalah Fender Stratocaster. Biasanya ia menggunakan Fender Stratocaster SRV dalam setiap penampilannya. Yang menarik, ia sering sekali merusak gitar yang dipakainya dipanggung. Kadang dibanting dan di lempar, namun di penampilan berikut-berikutnya, ia masih menggunakan gitar tersebut dengan permainan yang sama bagusnya. Maklum, Rama juga jago soal memperbaiki atau memodifikasi gitar. Sewaktu masih sekolah ia sering bolos untuk belajar reparasi gitar dengan omnya.

Diantara gitaris beraliran blues di Indonesia, mungkin hanya Rama yang namanya diakui dinegara-negara lain. Permainan gitarnya begitu mengalir dan aksi panggungnya selalu mengundang decak kagum penonton. Ia memiliki darah blasteran Jerman-Bugis dari ayahnya, dan Spanyol(Catalan) dari ibunya. Bersama dua orang adiknya, Arya (keyboard), dan Joshua (drum) mereka membentuk band yang bernama Jaque Mate (baca: Hake Mate) atau yang dalam bahasa Indonesia berarti skak mati. Nama Jaque Mate sendiri diberikan oleh almarhumah ibundanya sebelum meninggal.

Ia juga sempat tinggal di Boston, Amerika Serikat, selama satu tahun untuk memperdalam ilmu gitarnya. Rama masuk ke Berklee College Of Music yang merupakan gudang dan pabrik musisi-musisi handal. Di Berklee, Rama masuk ke jurusan khusus Hendrix Laboratories. Hal ini didukung penuh oleh ayahnya, Richar Claproth Phd yang juga ikut tinggal di Boston. Pak Claproth sendiri harus pula meninggalkan bisnis café bluesnya yang dahsyat, BB's di Menteng, demi anak nya. Berani mengambil keputusan macam ini juga dilakukan almarhum Jack Lesmana dan Nien Lesmana isterinya, tatkala putera mereka, Indra Lesmana yang jenius, ditawari beasiswa dari jazz studies di Australia.

Sambil memperdalam dan memperbanyak wawasan, pengalaman, dan pergaulan, Rama bersama adik-adiknya memproduksi album. Album debut Tabasco Woman yang dirilis tahun 2001 secara mengejutkan terjual sebanyak 50.000 copy dalam waktu beberapa bulan saja. Bahkan album tersebut berhasil bertengger di urutan kedua setelah Eric Clapton dalam Blues Bandit Radio di AS. Sebuah prestasi yang mengagumkan mengingat mereka bersaing dengan para blueser senior lain yang sudah berpengalaman.

Beberapa bulan kemudian setelah merilis album perdananya di AS, Rama beserta keluarganya kembali tinggal di Indonesia. Saat kembali inilah nama mereka makin diakui oleh musisi dalam negeri. Mereka semakin sering tampil di berbagai acara. Sampai-sampai TVRI menyiarkan Jaque Mate secara spesial dalam acara Blues Night. Perlu diketahui juga, Rama sangat lancar berbahasa Indonesia, bahkan bahasa sunda. Jadi, jangan tertipu dengan tampang bulenya meski memang dia punya darah bule beneran.

Rama juga pernah tampil dan bertemu langsung dengan Les Paul untuk memeriahkan acara Tribute To Les Paul. Tahun 2004, ia ikut tampil dalam acara 50th Anniversary Fender Stratocaster di beberapa kota besar di Indonesia. Hadir juga dalam acara tersebut antara lain Andry Franzzy, Tjahyo Wisanggeni, John Paul Ivan, dan gitaris luar Gary Hoey. Di acara tersebut, hampir semua penonton menjagokan Rama sebagai penampilan terbaik. Bagaimana tidak, pada penampilannya, Rama menyajikan permainan blues yang mengalir dan aksi panggung yang baru. Ia membanting gitarnya ke lantai kemudian memainkan kabel jack gitar ke tangannya sambil menginjak pedal wah sehingga menimbulkan efek suara yang unik. Rama mendapat sambutan yang sangat meriah.

Rama sendiri mengaku tidak bisa main teknik yang rumit-rumit dan hanya bermain pentatonik. Namun, sebenarnya dia juga lihai bermain shredd. Dia bermain tangan kiri (kidal) untuk gaya bermain speed, sedangkan tangan kanan untuk bermain blues alias sebenarnya Rama jago bermain gitar baik dengan tangan kiri maupun kanan seperti Michael Angelo Batio. Rama juga penggemar gitaris-gitaris shredder seperti Yngwie Malmsteen, Steve Vai, dan Marty Friedman. Rama bahkan pernah ngejam bertiga dengan Steve Morse dan Yngwie Malmsteen pada tahun 2001.

Kini Rama telah dikaruniai seorang anak bernama yang bernama Jubilee Marisa Guitarra Claproth. Selain itu bersama adik-adiknya sedang bersiap merampungkan album terbarunya yang berjudul Not a New Taste. Kemungkinan akan dirilis tahun 2005 ini.

profil bondan prakoso

bondan fade 2 blackBondan Prakoso Bentuk Grup Band Lagi
Indonesiaselebriti.com, Kamis 27 Maret 2008

Setelah berkolaborasi dengan fade 2 Black, Bondan Prakoso berniat kembali membuat grup band seperti dahulu.

Keinginan mantan penyanyi cilik tersebut, disampaikannya Rabu (26/3) sore, seusai manggung disalah satu universitas swasta, di Depok.

"Gue memang mau ngebentuk grup band lagi, dan sampai saat ini personelnya sudah lengkap, "kata Bondan saat ditemui indonesiaselebriti.com, setelah manggung.


Tapi, lanjut pria kelahiran 8 Mei 1984 ini, grup band yang akan dibentuknya tersebut sampai sekarang masih dalam proses. "Kalau untuk menegeluarkan album kayanya masih butuh waktu. Kalau latihan bareng sih, sudah beberapa kali, "tambahnya.

Sebelumnya, penyanyi yang melejit namanya lewat lagu 'Si Lumba-Lumba' ini pernah mempunyai grup band yang bernama Funky Kopral, namun hanya bertahan beberapa tahun saja.

Lantas, bagaimana dengan Funky Kopral sekarang, apakah Bondan berniat untuk menghidupkan lagi band tersebut?

"Wah, kalau untuk kembali ke Funky Kopral sudah tidak kepikiran lagi. Gue fokus sama yang sekarang saja, "pungkas pria yang juga hobi membaca ini. (NSQ/indoseleb)

image j-rock

j-rock

October 21st, 2006 by Celsius005 · 76 Comments · 98%

BUMP OF CHICKEN
BUMP OF CHICKEN from their 'karma' photoshoot

BUMP OF CHICKEN is a J-Rock band from Sakura City, Chiba Prefecture, Japan that has caught the attention of many music fanatics ever since their unofficial debut in 1994. It wasn’t until the year 1999 when they released their first official single, [LAMP], under the label High Line Records. Prior to the release of that single in the same year, they released their first album, [FLAME VEIN], which contains original songs Fujiwara Motoo had composed upon the band’s return from college in 1998.

melodis

gitar

Beberapa hari ini badanku terasa demam, terutama kalau malam sehabis buka puasa. Begitu demamnya, sampai-sampai badan terasa dingin sampai aku males mandi. Sebenarnya aku memang selalu males mandi nding.

Sabtu malam, sehabis pulang dari acara buka bersama (lagi?) iseng-iseng kuperiksa suhu tubuhku sendiri dengan menjepitkan termometer ke pangkal lengan. Ternyata suhu ketiakku, sebagai representatif suhu badan, terukur 38 derajat celsius, angka yang cukup tinggi. Pantesan badan kok rasanya menggigil, penginnya jaketan, krukup selimut, dan ngringkel di depan tivi.

Kondisi ini di perparah saat aku mencoba makan nasi, rasanya kok tidak enak dan agak-agak sakit di mulut dan tenggorokan. Di acara buka bersama, nasi dus dari rumah makan Sederhana (yang menu dan harganya nggak sederhana itu), hanya sekitar 68% yang berhasil di download ke jaringan ususku *halah*. Sudah ku paksa-paksa masuk ke mulut tetapi malah mual. Tanpa melupakan anak-anak yang kelaparan di Afrika, Timur Tengah, dan Sukabumi, dengan sadar aku buang sisa makananku.

Setelah konsultasi kesehatan dengan Wawan, temanku yang baru sembuh dari tipus, aku disarankan untuk periksa ke dokter sekaligus cek darah. Kebetulan rumah temenku ini dekat dengan Rumah Sakit.

Minggu pagi, seusai nonton sinchan tentunya, Wawan mengantarku ke Rumah Sakit. Setelah mendaftar dan menunggu beberapa lama, akhirnya tiba giliranku diperiksa Dokter.

Cek Darah
Seperti saran wawan, dokter menyarankan aku untuk cek darah. Kalau dihitung-hitung, sampai sekarang aku baru kali ini cek darah. Ketika jarum suntik menusuk lenganku dan darahku mulai masuk ke tabung suntik, diam-diam aku bersyukur. Ternyata darahku warnanya merah, bukan hitam seperti yang diperkirakan orang-orang. *fiuuh lega*

Rasa lega tidak berlangsung lama.